
Untuk pertama kalinya Tachibana yang pendekar itu tenggelam dalam hayat akalnya. Pertama itu pula Tachibana merasa latihan-latihan selama bertahun-tahun hanyalah pekerjaan biasa, meski pun orang-orang berpendapat lain, dia berusaha lebih dari siapa pun juga.
Kini Tachibana harus harus mengingat nasihat Tenshuu Sensei. Mengingat tentang 3 matahari yang harus dicarinya agar perjuangan harus happy ending, khusnul khatimah.
Singkat cerita, dengan pengembaraannya dan laku yang dijalaninya dia berhasil menemukan 3 matahari dalam proses belajar dan menghayati kehidupan. Pertama adalah guru. Guru adalah kemestian. Guru Rasulullah adalah Allah dan kadanga melalui perantaranya Jibril. Kedua adalah teman, maka tak heran Rasulullah pun memiliki sahabat-sahabat terbaiknya, yang dengannya pun kita kan bisa meneladani. Terakhir adalah rival. Rival adalah musuh setangguh dan selevel dengan kita. Rival adalah hal penting untuk peningkatan proses belajar. Inilah birahi dan semangat mengasah ketrampilan dan lifeskill juga pengetahuan-pengetahuan. Rival, menjadikan Tachibana mengukur kemampuan dan terus mengevaluasinya, kali kalo Tachibana lahir di Arab, inilah yang di sebut fastabikhbikhul khairat. Rival paling susah adalah musuh dengan kemiripan visi dan misi yang sama, itu sih pendapatku hehehe
Tapi ada untungnya ya diciptakan Zionis, juga para penjajah, atau siapa aja lah yang berseberangan dengan kita, agar kita selalu instropeksi dengan perjuangan kita, dan seperti Tachibana, kebahagiaan pun tak lagi menghantam tembok ketiadaan.